Senin, 27 Oktober 2014

NEGERI 5 MENARA

0


Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi



Novel ini menceritakan masa remaja di pondok pesantren gontor,  awal cerita alif fikri adalah siswa berprestasi yang masuk dalam 10 besar penerima nem terbaik. Dengan prestasi itu ia bercita-cita untuk meneruskan sekolah nya di SMA favorit di meninjau dan kelak ingin kulian di ITB dan menjadi penerus BJ Habibie, tapi dengan alasan  keterbatasan biaya ditambah ibunya yang menginginkan Alif jadi penerus Buya Hamka yang berguna bagi agama, membuat mimpi Alif kandas. Ibunya Alif meminta alif untuk meneruskan sekolah di sekolah agama atau mondok di pesantren. Kejadian ini menbuat alif Sempat marah dan mengurung diri dikamar selama 3 hari,  tapi setelah alif menerima surat dari pamannya di mesir tentang temannya di mesir yang mahir berbahasa arab dan bahasa inggris , akhirnya dengan keputusan setengah hati Alif memutuskan untuk sekolah agama di pondok mandani (pondok modern gontor).
Di PM ia bertemu dnegan Raja dari Medan seorang orator yang hebat, Said Dari Surabaya. Ia sangat terobsesi dengan bodybuilding dan mengidolakan Arnold Schwarznegger. Dulmajid  dari Sumenep, Madura, Seorang pemain bulutangkis,Atang Dari Bandung, Seorang yang mencintai seni dan teater.Baso dari Gowa, Sulawesi. Terkenal karena memori fotografis dan Bahasa Arab yang fasih.
 hukuman saling jewer akibat terlambat berangkat ke Masjid, membuat Alif semakin dekat dengan Baso, Atang, Said, Raja dan Dulmadjid. Kemudian mereka sepakat untuk mencari tempat khusus untuk belajar, berdikusi, dan menceritakan mimpi-mimpi mereka, akhirnya dengan inisiatif dari said mereka memutuskan tempat berkumpul mereka adalah di bawah menara di depan masjid, yang letaknya tertutup, karena seringnya mereka berkumpul disitu akhirnya mereka mendapat julukan shahibul menara oleh teman-temannya. Dan novel ini kemudian bercerita tentang suka-duka kehidupan mereka di dalam pesantren sambil menceritakan mimpi mereka .
novel ini juga menceritakan tentang keputusan setengah hati yang diambil alif untuk sekolah agama , bahkan sampai ketika ia hampir menyelesaikan pendidikan di pondok itu, apalagi dengan datangnya surat dari randai yang sering membuat alif menjadi semakin bimbang akan keputusannya, tapi ayah alif mampu menahan alif untuk tetap melanjutkan sekolah agamanya.
Cerita tentang persahabatan yang erat juga semakin manis dengan hadirnya tokoh sarah yang menjadi idaman santri-santri di pondok. Juga cerita aturan-aturan PM yang menegangkan dan yang terpenting adalah novel ini menceritakan tentang  kekuatan man jadda wajada yang ada di PM yang sangat menginspirasi kita bahwa siapapun yang bersungguh-sunguh maka ia akan berhasil, dan man shabaro zhafiro,siapa yang bersabar maka ia akan beruntung.
 Inti dan pesan yang diambil kemudian adalah tentang mengejar mimpi. Jangan remehkan mimpi itu sekecil apapun mimpimu. Dengan ‘mantra’ Man Jadda wajada tidak ada mimpi yang tidak bisa direalisasikan karena Tuhan sungguh Maha Melihat dan Mendengar.
Komentar:
            Buku ini sangat menginspiratif tiap pembacanya karena menggunakan unsur ekstrinsik dengan latar agama yang kental, menggiring para pembacanya untuk sedikit-sedikit mengetahui bahasa arab. Juga pepatah arab yang sering kita dengar juga direalisasikan oleh penulis. Gaya bahasa yang digunakan juga sederhana sehingga memudahkan pembaca menangkap maksut pengarang . dan lagi- lagi novel inspiratif ini membuat  para pemimpi untuk terus bermimpi dan berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu karena siapaun yang bersungguh-sungguh pasti berhasil dan siapaun yang bersabar akan beruntung.

IDENTITAS BUKUJudul              : Negeri 5 MenaraKarya             : A. FuadiHalaman        : 421 halamanPenerbit        : Gramedia pustaka
Tahun terbit : 2009




0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com