Sabtu, 18 Oktober 2014

RONGGENG DUKUH PARUK

0


SINOPSISSemangat Dukuh Paruk kembali menggeliat sejak Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru, menggantikan ronggeng terakhir yang mati dua belas tahun yang lalu. Bagi pedukuhan yang kecil, miskin, terpencil dan bersahaja itu, ronggeng adalah perlambang. Tanpanya dukuh itu merasakah kehilangan jati diri.Dengan segera Srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi. Cantik dan menggoda. Semua ingin pernah bersama ronggeng itu. Dari kaula biasa hingga pekabat-pejabat desa maupun kabupaten. Namun malapetaka politik tahun 1965 membuat dukuh tersebut hancur, baik secara fisik maupun mental. Karena kebodohannya, mereka terbawa arus dan divonis sebagai manusia-manusia yang telah mengguncangkan negara ini. Pedukuhan itu dibakar. Ronggeng berserta para penabuh calung ditahan.Hanya karena kecantikannya Srintil tidak diperlakukan semena-mena oleh para penguasa penjara itu. Namun pengalaman pahit sebagai tahanan politik membuat Srintil sadar akan harkatnya sebagai manusia. Karena itulah setelah bebas, ia berniat memperbaiki citra dirinya. Ia tak ingin lagi melayani lelaki manapun. Ia ingin menjadi wanita somahan. Dan ketika Bajus muncul dalam hidupnya sepercik harapan muncul, harapan yang semakin lama semakin besar.


Ketika membaca buku ini saya dibawa ke masa dimana keadaan politik pada masa revolusi lahirnya orde baru(1965).Dan pada daerah pedesaan yang masih asri pada jaman dahulu ditambah kata demi kata yang mengalir dari ahmad tohari, Kata2 yang ditulisnya sangat mengena.Berlatar sebuah dusun di tanah jawa beserta isinya yang khas.. tumbuhan di sana sini, burung-burung berkicau dan kegiatannya yang bisa detail di ceritakan dalam novel, membuat pembaca merasa seolah-olah berada di Dukuh Paruk saat itu. Pikiran menjadi liar saat membayangkan menonton pertunjukan Ronggeng, seperti apa sih suasananya? seperti apa sih ronggeng yang hebat itu? apa seperti konser dangdut? yang penyanyinya yang sering tampil meliuk-liuk erotis? Tentang kisah perjalanan seorang ronggeng cantik sejak masa kanak-kanak hingga menjadi seorang wanita seutuhnya. Dari saat dia belum mengenal lelaki – menjadi milik semua lelaki – hingga saat dia ingin hanya dimiliki oleh seorang lelaki. 

Yang terakhir inilah yang tidak mudah walau untuk seorang mantan ronggeng yang cantik.Srintil nama ronggeng itu. Sebagai orang Dukuh Paruk dia menerima garis hidupnya yang mesti menjadi seorang ronggeng. Tanpa tertib susila yang di tempat lain bisa jadi aib, tapi di Dukuh Paruk malah biasa, apalagi untuk ronggeng – ya semestinya begitu. Namun Srintil tetap seorang perempuan, walaupun cukup mandiri- termasuk dalam hal financial- dia tetap membutuhkan rasa damai bersama seorang lelaki, bukan sekedar birahi atau tertantang. Sayang, Belum cukup cobaan hidup saat dia dibui dan di cap PKI, dalam masalah hati pun, disaat Srintil berada di puncak kebahagiaan karma mampu mencintai dan merasa dicintai.. nasib kembali main curang.. tidak adil.

Rasus, apa yang salah denganmu? Saat kecil dia terobsesi oleh figur emak yang tidak dimilikinya. Jadilah citra emak dia kenakan pada Srintil, namun citra ini hancur saat Srintil diwisuda jadi ronggeng dan musti melewati prosesi bukak-klambu segala. Dia tidak mampu membuat Strintil hanya untuk dirinya – bukan untuk semua lelaki – dia pergi meninggalkan Dukuh Paruk untuk mengejar kehidupan yang lebih layak. Tidak pernah mau mengakui bahwa dia mencintai Srintil – padahal pembaca bisa menebak dari awal – meski jelas-jelas dia tahu cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan. Hatinya dingin dan tidak jujur – Rasus yang tidak berani jujur pada dirinya sendiri hingga saat itu berlalu dan oh,… terlambat. Ketidak tahuan atau tidak mau tahu membawa diri kepada situasi yang bisa lebih buruk. Pemanfaatan oleh pihak- pihak yang berkepentingan rentan terjadi dan mereka ini tidak peduli apapun kecuali tujuannya tercapai. Penciptaan kesan yang dilakukan para penguasa sejarah terhadap orang-orang yang dicurigai terkait PKI berhasil dengan gilang gemilang, dan bertahan hingga beberapa dasawarsa (masih kah sekarang?). Bersentuhan dengan orang-orang yang di cap ini seperti terciprat liur anjing.. atau mungkin lebih parah. 

IDENTITAS BUKU
Judul Buku                            : Ronggeng Dukuh Paruk
Pengarang                              : Ahmad Tohari
Tahun Terbit Pertama     : 1982
Penerbit                                 : Gramedia Pustaka Utama

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com